JUST a simply ME

My photo
He's a God's Servant; He's not a thinker, He just enjoying thinking ; Follow his prompt expression @jesseeman on twitter

30.6.11

Markerter, Be a friend!

Setelah berputar sekitar Makati city selama setengah hari untuk mencari sebuah tempat untuk tinggal , akhirnya saya bertemu dengan sebuah gedung baru yang terlihat baru.

Dan saya memutuskan untuk menghampiri gedung tersebut untuk bertanya beberapa informasi.

Namun guard di depan apartment itu mengatakan bahwa sang marketr sedang keluar ke 7-eleven sebentar mencari makanan.

Waktu juga sudah menunjukkan pukul 1.30 siang, perut jugamulai lapar dan saya mulai kepanasan. Bersama teman saya kami putuskan untuk pergi ke 7-eleven yang sama untk mencari makanan dan minuman.

Pilihan saya jatuh kepada conello coklat class dan sebotol air mineral.

Memilih tempat duduk yang agak lengang untuk ngadem sejenak, melepas lelah.

Sambil memperhatikan sekitar mata saya tertuju kepada seseorang yang membawa brochure bergambar gedung.

Memberanikan diri dalam bahasa tagalog saya bertanya apakah dia marketer gedung apartment yang tadi saya kunjungi.

And the story begin..

Marketer(M) : yes I am sir, whats your name po?

Me: im jesse (sambil mengulurkan tangan)

**kok aneh ya..gw kan customer tp gue yang ngajak salaman duluan…

Dan dia mulai mempromosikan apartment tersebut kepada saya..

M: this is a new building, a strategic location in the heart of Makati city bla..bla..bla…

Me: (sambil makan ice cream) oh that’s great , perhaps you can continue later in your office, im goin there

M : oh okay sir, may I know your cell number?

Me: oh you can write it later, im comin to your office

**tanpa permisi si marketer tersebut cabut.. ya gue pikir dia buru” lah mo balik ke kantornya. Tp setelah sekitar 10 menitan dia balik lagi ke meja gw sambil bawa plastic yang gue ga tau isinya apaan.

M: sorry po.. but would please write down your number.. ( dia ngeluarin notepad yang rupanya baru dibeli)

** pas gue mo nulis di kertas kosng tersebut, eh dia narik lagi kertasnya tanpa bilang apa”, trus dia nulis sesuatu di kertas itu

M: sorry sir, now you can write your cellphone number.

gue perhatikan di kertas kosong tersebut dia nulis

Name:…….

Phone:……

Email:……

Signature:….

Gue isi lah 3 baris pertama, tanpa mengisi bagian terakhir.

Eh si marketer malah nyamperin balik trus bilang “sir, please sign” , spontan gue jawab” why should I sign this paper.. you just need my contact number and email diba.” Eh dia malah bilang, to make it formal sir.

Buset! pengalaman sempat berpengalaman sebagai markerter gue ga pernah sebegini ngototnya sama calon client gue..

Dan sejujurnya gue udah mulai ilfil, tapi dalam hati gue mikir ya siapa tau kamarnya bagus,dan harganya rendah.. gue mencoba mengikuti alur si marketer.

Dan kamipun beranjak untuk melihat fasilitas dan kamarnya.

Fasilitas, saya tidak terlalu tertarik dengan swimming pool yang tidak terlalu besar dan tidak ada gymnasiumnya.

Dilanjutkan untuk melihat kamar.

Sambil menuntun kami untuk ke kamar tersebut si marketer berada di depan kami.

pada saat memasuki elevator,

Pertama dia tekan lantai 3, sampai di lantai 3 sambil meminta maaf dikatakan ini bukan tempatnya.

Lalu dia tekan lagi menuju lantai 4, dia keluar sebentar lalu kembali lagi bilang ini masih bukan lantai y dimaksud.

Lalu ditekan lagi untuk kelantai 5, sama saja. Sambil meminta maaf dia kembali menekan tombol ground floor.

Dengan alasan dia masih baru disini dan belum familiar. Gue udah diem aja dan benar – benar ilfil.

Sambil turun kebawah si marketer tersebut mulai cerita kalo ini new project dia dan udah captured 3 client besar untuk project ayala yang lain. Tapi maaf mas, gue sama sekali ga tergugah dengan achievement kalo perlakuaknnya kayak gini.

Akhirnya setelah bolak balik naik turun lantai di menemukan lantai dimana kamar contoh itu ada.

Dankkk….kamarnya kecil kalipun! Trus gue minta pricelist, alamak ini mah bukan yang gue expect.

Jika membandingkan harga dan unitnya, sungguh tak sebanding. gue pikir sudahlah pulang aja. Tapi dasar gue yang selalu penasaran sama hal – hal baru, gue masih penasaran sama perhitungan mereka dalam memberikan cicilannya.

Meeting pun berlanjut, gue dikenalkan dengan managernya beserta seorang markerter yang lain.

lalu gue jelaskan maksud kedatangan gue disini.

Kebetulan manager tersebut teleponnya berbunyi lalu meninggalkan kami untuk ngobrol- ngobrol.

Disinilah saya mendapatkan pelajaran baru.

si markerter lain yang baru saja dikenalkan, tiba -tiba berkata, “actually this is not the room you are looking for. Its too high for you and not recommended. But I can help you to find another room.”

Dan pembicaraan semakin menarik untuk dilanjutkan. Dia menanyakan kenapa saya di manila, dulu sekolah dimana, pekerjaan saya sebelumnya apa, dan mengapa kembali ke manila. dia juga mulai menerangkan daerah strategis lainnya di Makati tetapi low budget cost. Seperti seorang kawan lama yang sudah lama tidak bertemu.Dan akhirnya kamipun bertukar nomor telepon.

Selama pembicaraan kami, si marketer yang pertama kali bertemu saya diam saja, dan mulai mencari managernya. Sepertinya dia merasa “dilangkahi” oleh temannya.

Lalu dia kembali kepada saya menjelaskan harga , cicilan dan lain sebagainya…bla..bla..bla…

Melihat saya tidak tertarik , si marketer ini mencoba menceritakan ke managernya apa yang dilakukan temannya kepada saya dan berkata “walang focus siya” artinya lebih kurang “ dia tidak focus” (dalam berjualan.)

Akhirnya saya tinggalkan mereka dan pastinya saya akan hubungi sang markerter yang terkahir dikenalkan ke saya untuk mencari informasi lain.

Saat ini saya sudah beberapa kali cotact dengan dia untuk menanyakan beberapa informasi.

Moral of the story:

If you are a markerter, be a friend. Sometimes our client do not really need the thorough information about your product at the first meeting. Just tell them a big point, rest of the conversation be their friend. :)

Jesse Eman
BeActiveProactive

No comments:

Post a Comment